Orang Yahudi Khawatir

One day one Shiroh KISAH RASULULLAH ﷺ Bagian 72 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّ Orang Yahudi Khawatir Mereka yang tidak menyukai perubahan tatanan kehidupan sosial itu adalah orang-orang Yahudi. Padahal, suasana damai di Madinah sejak kedatangan Rasulullah ﷺ sangatlah menguntungkan perdagangan kaum Yahudi. Namun, orang-orang Yahudi tidak rela melihat kaum Muslimin bertambah sejahtera dan Islam semakin menguat. Dakwah Islam sulit sekali menembus kalangan Yahudi karena kaum Yahudi tidak mengakui adanya seorang nabi yang bukan dari keturunan bangsa mereka. Itulah ajaran mereka. Begitu pun, seandainya saja para pemimpin Yahudi tidak menghalang-halangi dakwah Rasulullah, tentu sudah banyak umat mereka (Yahudi) yang memeluk Islam. Di antara segelintir orang Yahudi yang berislam itu adalah seorang rabbi (Pendeta Yahudi) yang bernama Abdullah bin Salam. Setelah memeluk Islam, Abdullah bin Salam pun mengajak keluarganya untuk turut serta. Usahanya berhasil, Seluruh keluarga Abdullah bin Salam bersama-sama memeluk Islam. Namun, Abdullah bin Salam masih merahasiakan keislamannya kepada teman-teman Yahudi lainnya. " Ya Rasulullah, saya khawatir kaumku akan menghinaku dan merendahkan aku jika mereka tahu aku masuk Islam," demikian kata Abdullah kepada Rasulullah; " Sudikah kiranya Anda menanyakan tentang saya kepada kaum saya." Rasulullah ﷺ pun mengabulkan permintaan itu. Beliau menanyakan kepada orang Yahudi mengenai pendapat mereka tentang Abdullah bin Salam. Ternyata orang-orang Yahudi berkata yang baik-baik tentang Abdullah bin Salam; " Dia pemimpin kami, pendeta kami, dan cendekiawan kami." Mendengar hal itu, Abdullah bin Salam pun keluar menemui kaumnya dan berkata; " Aku telah memeluk Islam. Kalau kalian menganggapku sebagai pemimpin, pendeta, dan cendekiawan, kalian bisa mempercayaiku bahwa sungguh agama yang dibawa Rasulullah ﷺ adalah agama yang benar." Namun, apa yang terjadi..?, Wajah orang-orang Yahudi pucat kehilangan darah karena begitu terkejut. Sesaat, tidak seorang pun yang bicara. Kemudian, bukannya berpikir jernih, mereka menanggapi Abdullah bin Salam dengan kemarahan; " Kamu pasti sudah dihinggapi kegilaan dengan meninggalkan agama kita." Setelah itu, kata-kata kotor dan tidak baik pun mulai mereka lontarkan. Abdullah bin Salam dicaci dengan berbagai fitnah dan diumpat dengan kata-kata yang amat kasar. Demikianlah, sejak saat itu kaum Yahudi mulai bersepakat untuk menghancurkan Islam. Orang Yahudi kecewa sebelum Rasulullah diutus, orang-orang Yahudi sudah mengetahui dari Taurat bahwa dalam waktu dekat akan ada seorang nabi terakhir yang diangkat Allah. Namun, mereka menduga bahwa nabi itu akan lahir dari kalangan orang-orang Yahudi. Mereka suka membanggakan diri terhadap orang-orang Arab; " Sesungguhnya hampir datang seorang nabi yang akan segera dibangkitkan. Kami akan mengikutinya dan membantunya memerangi kalian, sebagaimana dulu kami memerangi kaum 'Ad dan 'Iram." Namun, justru ketika nabi yang ditunggu dan diharapkan itu datang, mereka malah ingkar, tidak mau percaya, dan bahkan mendustakan segala apa yang telah mereka katakan dan mereka ketahui sendiri. Para pendeta Yahudi mengejek dan menggunakan segala tipu daya untuk menghalangi seruan dan dakwah Rasulullah ﷺ. Beberapa ketua kaum Yahudi mendatangi Rasulullah dan bertanya dengan congkak : " Hai Muhammad !, Allah yang telah menciptakan segenap makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah ?" Mendengar pertanyaan sekeji itu, wajah Rasulullah berubah karena menahan amarah. Seketika, turunlah malaikat Jibril untuk menenangkan Rasulullah, seraya menyampaikan firman Allah yang pernah diturunkan di Mekah untuk menjawab ; قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ " Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa." (QS.Al-Ikhlas [112]:1) اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ " Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu." (QS.Al-Ikhlas [112]:2) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ " Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan," (QS.Al-Ikhlas [112]:3) وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ " dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS.Al-Ikhlas [112]:4) Setelah Rasulullah ﷺ membacakan ayat tersebut, para ketua Yahudi terdiam dan saling mengejek, ia berkata : " Muhammad, coba engkau sifatkan kepada kami, bagaimana Allah itu." " Berapa hasta tinggi nya ?, bagaimana lengan nya ?, bagaimana.?, bagaimana.? " Sudah tentu Rasulullah ﷺ menjadi sangat marah, lebih marah daripada yang pertama. Namun, Jibril kembali turun memadamkan rasa amarah Rasulullah sambil menyampaikan firman Allah, untuk menjawab pertanyaan lancang itu : وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖۖ وَالْاَرْضُ جَمِيْعًا قَبْضَتُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَالسَّمٰوٰتُ مَطْوِيّٰتٌۢ بِيَمِيْنِهٖ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ " Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya, dan pada hari kiamat langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS.Az-Zumar -[39]:67) Ajaran Yahudi tidak pernah menarik hati orang Arab karena orang Yahudi kurang mengajarkan nilai-nilai kesatriaan yang dijunjung tinggi orang-orang Arab. Mereka juga sering menyembunyikan isi Taurat dan tidak mau mengajarkannya kepada orang lain. Bani Israil Dalam Al Qur'an, orang Yahudi disebut Bani Israil, artinya anak keturunan Israil. Israil adalah panggilan orang-orang untuk Nabi Ya'qub. Nabi Ya'qub-lah yang menurunkan bangsa Yahudi. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْن اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْماً Bersambung… In Syaa Allah dicopy dari Group Sukapura Tasikmalaya oleh Iman Nurahman, S.Pd,. M.Pd Rabu 18 September 2024 14 Rabiul Awal 1446 H