Prinsip Prinsip Pendidikan

Prinsip Prinsip Pendidikan Yang Tetap Relevan Walaupun Zaman Berubah




Kita bangga menjadi bangsa Indonesia, bangga dengan para tokoh pendidikan terdahulu yang telah berhasil mendesain model pendidikan bagi kita semua.


Ki Hajar Dewantara telah membuat beberapa prinsip pendidikan yang sangat dalam maknanya dan telah menjadi filsafat pendidikan kita yang tetap relevan sampai sekarang yaitu: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.


Ing Ngarso Sung Tulodo artinya di depan memberi contoh. Guru setiap hari berada di dalam kelas selalu menjadi orang yang paling depan yang selalu duduk pada meja guru di depan kelas. Penampilan guru memberi kesan awal kepada para siswa dan siswinya. Bahkan sebagai guru setiap saat harus ingat bahwa gerak gerik dan tindakan harus selalu berhati hati karena secara sadar atau tidak kita selalu diperhatikan bukan hanya oleh para siswa dan siswi tetapi juga orang lain (masyarakat) di sekeliling kita. Tindakan salah seorang guru akan menjadi buah bibir masyarakat dimana mana.


Ing Madya Mangun Karso artinya di tengah memberi semangat. Tatkala kita berada bersama mereka saat di kelas atau di luar kelas, seorang guru pasti akan mendekat kepada para siswa dan terjadi komunikasi pada jarak dekat, mungkin komunikasi langsung empat mata, komunikasi interpersonal, mungkin juga berkomunikasi kepada kelompok. Guru harus pandai memilih kata kata yang baik dan tepat sehingga anak merasa tenang, senang dan merasa percaya diri.


Tut Wuri Handayani artinya di belakang memberi dorongan. Semua siswa pasti memiliki cita cita yang menjadi kedambaan masing masing. Sesuai dengan keinginan yang dilatar belakangi oleh keadaan keluarga dan saudara terutama orang tua. Guru harus bisa memberi petunjuk supaya siswa siswi terarah kepada jalan dan cara yang tepat yang mereka lakukan searah dengan tujuan mencapai cita cita. Kadang kadang masih ada para siswa siswa yang merasa bingung tidak memiliki cita cita, tidak tahu kamana arah belajar mereka. Mereka berfikir kenapa harus belajar.


Kesenjangan yang terjadi di lapangan masih ada akibat dari wawasan para siswa siswi dan orang tua yang sangat terbatas. Siswa siswi di kota mungkin para orangtua sudah mempunyai rencana jauh sebelumnya kemana anak akan diarahkan. Tetapi untuk di daerah masih ada orang tua yang masih belum mengerti anaknya akan diarahkan kemana, dan bahkan mereka tidak peduli dengan model pembelajaran yang trend saat ini dan tidak faham dengan perubahan kurikulum. Di lain sisi di daerah tertentu masih banyak orang tua yang masih sangat butuh dengan bantuan anaknya untuk membantu aktifitas sehari hari, memenuhi kebutuhan hidupnya. Kadang anak usia sekolah masih dianggap lebih penting pergi ke kebun atau ke hutan untuk mencari bekal sehari hari.


Guru adalah wong musti digugu lan ditiru, itu salah satu pepatah yang tetap relevan sampai saat ini. Ada juga peribahasa, guru kencing berdiri murid kencing berlari. Peribahasa ini menunjukkan bahwa sekecil apa pun tindakan dan prilaku guru selalu menjadi perhatian bagi siswa siswinya. Peribahasa ini mengisyaratkan bahwa jika seorang guru melakukan satu prilaku yang jelek maka murid akan mencontoh dan meniru dengan perbuatan yang lebih jelek daripada perbuatan jelek yang dilakukan oleh guru.


Keteladanan guru tetap menjadi primadona bagi para siswa dan siswinya sampai saat ini. Kehadiran guru sangat dinanti di sekolah. Guru yang datang kesiangan menjadi salah satu penyebab para siswa tidak terbiasa disiplin. Guru tidak bisa hanya memerintah kepada para siswa dan siswi tetapi harus dengan memberi contoh terbaik. 


Kadang kadang tugas guru di lapangan berhadapan dengan siswa yang sangat menonjol dalam hal prilakunya yang kurang baik. Kadang guru juga mendapat tugas di tempat yang sangat jauh dari rumahnya, melewati jalan berliku dan penuh rintangan.


Kondisi ini oleh kita guru harus dihadapi dengan penuh ketabahan dan ketulusan. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai amanat pembukaan UUD'45 memang tidak mudah. Di lapangan didapat medan tugas yang variatif. Tekadkan dalam diri kita bahwa berjuang demi memajukan anak bangsa adalah sebuah kegiatan atau amal yang tercatat di mata Allah sebagai ibadah.


Tantangan yang besar in sya Allah akan mendapat pahala yang besar. Keringat yang ke luar menjadi saksi pada diri kita, bahwa kita betul betul mengabdi. Ada keterangan di dalam Hadist Rasulullah SAW bahwa Sesungguhnya Allah, dan para malaikat dan semua makhluq yang ada di atas langit, di dalam bumi semua memintakan ampun bagi mereka yang mempunyai ilmu dan mengajarkan ilmu tersebut.


Perjuangan kita dalam mengamalkan ilmu kepada para siswa dan siswa mungkin tidak akan langsung dirasakan saat ini. Tetapi kelak mereka setelah melanjutkan sekolah dan menjadi dewasa akan merasa betapa pentingnya ilmu dan betapa pentingnya orang yang berilmu, sehingga bisa banyak berperan di masyarakat.


Selain permasalahan yang dihadapi dalam bentuk medan (struktur alam), banyak lagi beragam permasalahan yang dihadapi di lapangan, kenakalan remaja dll. Tatkala kita selalu mengingat ketiga prinsip tersebut dan menerapkannya in sya Allah tujuan pendidikan untuk membentuk karakter para siswa dan siswi akan berhasil. 


Kenakalan pengaruh lingkungan yang kurang mendukung atau sama sekali tidak mendukung ketercapaian pendidikan kadang membuat guru menjadi putus asa dalam mendidik siswa siswinya. Orang orang yang tidak bertanggungjawab ada yang sengaja mempengaruhi usia sekolah untuk berbuat prilaku yang merugikan diri sendiri. Terlibat narkoba, tawuran, membawa senjata tajam dll.


Kenakalan lain ditambah juga dengan pengaruh teknologi IT. Para siswa siswi pemula yang kurang dari perhatian kadang menggunakan IT hanya untuk kesenangan sesaat. Membuka situs situs yang tidak bermanfaat. Membiasakan bermain game online yang banyak menyita waktu sehingga waktu yang semestinya dipakai untuk belajar, habis hany untuk bermain.


Semua kenyataan yang terjadi saat ini kadang kita miris mendengarnya. Ekstra hati hati harus sejak dini, sejak anak usia TK dan SD.


Model pembelajaran saat ini, di tengah tengah pesatnya kemajuan teknologi telah menjadi kewajaran tatkala harus menyesuaikan dengan perkembangan IT. Setiap guru harus menjadi pemain dalam memerankan teknologi ini untuk mendukung ketercapaian pembelajaran. Para orang tua harus terlibat juga dalam penyediaan dan pengawasan para siswa siswa saat menggunakan teknologi ini di rumah. Pengguna HP untuk pembelajaran online, untuk alat komunikasi dengan fihak sekolah menjadi budaya baru yang harus disikapi dengan bijak.


Orang tua tidak bisa bersifat acuh tak acuh dengan kondisi saat ini. Ini mungkin sebagian menganggap bahwa mengapa anak bersekolah tetapi orangtua juga harus terlibat sibuk perhatikan anak. Ini salah satu fenomena baru yang harus dimaklumi karena peran orang tua memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan siswa siswi. 


Guru dan orang tua harus mempunyai pendangan dan keyakinan yang sama terhadap penggunaan perangkat IT ini. Membangun Generasi Tangguh yang Sehat Jiwa dan Raganya harus bisa terwujud walaupun mengahadapi tantangan yang berat. 


Untuk proses pembelajaran di sekolah guru harus pandai berinovasi, menciptakan suasana pembelajaran yang membuat para siswa dan siswi senang dan bahagia. Suasana pembelajaran yang dapat memberi kesempatan kepada seluruh siswa siswi aktif. 


Prinsip pendidikan yang kita anut bukan hanya untuk diterapkan pada pendidikan formal saja di sekolah. Tetapi pada pendidikan non formal seperti kegiatan ekstrakurikuler Pramuka dan yang lainnya harus diterapkan juga. Para guru ngaji di Madrasah, di mushola, di surau juga harus menerapkan ketiga prinsip ini.


Sikap dan perilaku orang tua di rumah, bahkan ini menjadi contoh pertama yang didapat oleh siswa dan siswi sebagai bekal awal tentang baik buruknya perilaku. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh orang tua harus menjadi cermin bagi para siswa siswi untuk berubah menjadi lebih baik. Perubahan inilah yang menjadi tugas guru di sekolah untuk menambah dan melengkapinya.


Ing Ngarso Sung Tulodo, ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani Handayani menjadi pegangan handal bagi guru sepanjang zaman. Prilaku guru yang sederhana, sopan dan bersahaja menjadi akhlaq yang baik dan sesuai dengan ajaran agama.


Sehat dan bahagia para siswa dan siswi dan seluruh yang terlibat dalam proses pendidikan harus dicapai dalam dunia pendidikan kita. Peran teknologi harus menjadi media yang mempermudah segala kegiatan pembelajaran bukan mempersulit proses pembelajaran.





Oleh Iman Nurahman

Kamis 11072024 19:49

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kegiatan Rojaban di Mesjid Al-Arif

Materi Peringatan Isra Mi'raj 27 Rajab 1445 8 Februari 2024

Kegiatan Musyawarah Ranting Gerakan Pramuka di Cikidang